TULISAN SOFTSKILL (SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN)
Sistem Pengambilan
Keputusan
sistem pengambilan keputusan adalah
sistem yang berbasis komputer interaktif untuk memberikan dukungan keputusan
kepada manajer dengan menggunakan data dan model-model keputusan untuk
menyelesaikan masalah yang sifatnya semi struktur dan tidak terstruktur untuk
mencapai efektivitas keputusan. SPPK hanya digunakan untuk memperluas wawasan
pengambil keputusan (Decision Maker - DM) sebagai bahan pertimbangan
bukan untuk menggantikan penilaiannya. Artinya bahwa SPPK tidak dapat
menggantikan intuisi yang dimiliki oleh manusia, hanya terbatas pada model dasar
yang dimilikinya.
Keen mendefinisikan SPPK sebagai sistem
yang memiliki 4 karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
1.
Ditujukan untuk membantu keputusan tidak terstruktur yang umum
2.
SPPK memiliki mempermudah pemakai berhubungan dengan komputer
3.
Dalam proses pengolahannya, SPPK mengkombinasikan penggunaan model model dengan
teknik
4.
SPPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang
terjadi.
Komponen SPPK Menurut Kertahadi [5],
SPPK dibangun oleh 3 komponen dasar yaitu :
1.
Database
Merupakan tempat dari
transaksi sehari yang mendukung pengambilan keputusan.
2.
Model base
Model yang
merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif sebagai dasar
pengambilan keputusan.
3.
Software System
Merupakan penyatuan komponen
memungkinkan terjadinya dialog interaktif antara manusia dengan komputer.
Metode PRIME (Preference Ratios in Multiattribute Evaluation)
Metode PRIME adalah metode pengambilan
keputusan yang mendukung analisis pada informasi yang belum lengkap pada model
analisis banyak atribut. Informasi yang belum lengkap maksudnya adalah tidak
adanya nilai pasti (tunggal) dari sebuah informasi. Metode PRIME merupakan
salah satu metode pembobotan pada Multi-Criteria Decision Making (MCDM) yaitu
disiplin dalam pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang memiliki
ciri-ciri sebagai
berikut:
1.
Alternatif, yaitu kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipilih oleh DM.
Konsekuensi dari sebuah alternatif merujuk pada nilai dari alternatif.
2.
Atribut, merupakan karakteristik atau kriteria dari keputusan.
3.
Pembobotan (weight assessment). Pemberian bobot pada setiap kriteria.
4.
Matriks Keputusan. Matriks Keputusan X adalah matriks (m x n) dengan elemen xij
adalah nilai dari alternatif ke-i yang berhubungan dengan kriteria ke-j pada
alternatif ke-I dimana i=1,2,3,…,m dan j=1,2,3,…n. Matriks keputusan dapat
distrukturkan ke dalam hirarki pohon nilai (value tree) dimana setiap
alternatif dihubungkan secara langsung dengan kriterianya.
5.
Pertentangan antar kriteria, yaitu pertentangan kepentingan antara satu kriteria
dengan kriteria yang lainnya.
Pada informasi yang tidak lengkap,
metode PRIME memberikan pendekatan dengan adanya rasio perbandingan nilai pada
nilai relatif dan kriterianya. Perbedaan metode PRIME dari model-model
pembobotan atribut-atribut lainnya adalah perbandingan rasio dihubungkan secara
eksplisit dengan bobot setiap atribut. Selain itu, metode PRIME dilengkapi
dengan informasi tentang ketidakoptimalan yang terhubung dengan rekomendasi
alternatif yang dihasilkan berupa nilai kehilangan yang mungkin terjadi.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM menyediakan berbagai produk
informasi bagi manajer. Ada 4 alternatif
pelaporan utama yang disediakan oleh
sistem ini:
1.
Laporan Terjadwal secara periodik (periodic schedule reports)
Bentuk tradisional penyediaan informasi
bagi manajer dengan
menggunakan format yang telah
ditentukan dan menyediakan informasi
secara rutin kepada manajer.
Contohnya, laporan analisis penjualan
harian dan mingguan dan laporan
keuangan bulanan.
2.
Laporan pengecualian (exception reports)
Dalam beberapa kasus, laporan dibuat
jika hanya terjadi kondisi
pengecualian. Dalam kasus lainnya,
laporan dibuat secara periodik namun
hanya berisi informasi mengenai kondisi
pengecualian tersebut.
Contohnya, manajer kredit dapat diberi
laporan yang hanya berisi informasi
mengenai pelanggan yang melewati batas
kreditnya.
3.
Laporan permintaan dan Tanggapan (demand reports and responses)
Informasi tersedia kapan pun manajer
menginginkannya.
Contohnya, browser web dan bahasa
permintaan DBMS serta report
generator memungkinkan manajer ditempat kerja komputer untuk
memperoleh tanggapan langsung atau
menemukan dan mendapatkan
laporan tertentu sebagai hasil dari
permintaan informasi yang mereka
butuhkan.
4.
Pelaporan dorong (push reporting)
Informasi didorong ke manajer di
network office. Jadi, banyak perusahaan
sedang menggunakan software webcasting
untuk menyiarkan laporan
secara selektif dan informasi lainnya
ke network computer milik paramanajer atau pakar melalui intranet
perusahaan.
Pemrosesan Analitis Online (online
analytical processing – OLAP)
Industri SI telah merespons permintaan
manajer bisnis dan analis akan SI
yang dapat menyediakan jawaban yang
cepat atas berbagai permintaan bisnis
dengan pengembangan seperti database
analitis, data mart, data warehouse,
teknik data mining, dan struktur
database multidimensi dan dengan server
Pemrosesan analitis online melibatkan
beberapa operasional analitis dasar,
yaitu:
Konsolidasi.
Konsolidasi melibatkan pengumpulan
data. Hal ini melibatkan pengumpulan
sederhana atau pengelompokan yang rumit
dengan melibatkan data yang
saling berhubungan. Misalnya, data
kantor penjualan dapat dikumpulkan ke
wilayah, dan wilayah ke regional.
Penggalian.
OLAP dapat bergerak ke arah kebalikan
dan secara otomatis menampilkan
rincian data yang telah
terkonsolidasikan. Hal ini disebut penggalian.
Misalnya, penjualan menurut produk
individual atau staf penjualan yang
menghasilkan total penjualan regional
dapat dengan mudah diakses.
Pengirisan dan Pemotongan.
Pengirisan dan pemotongan merujuk pada
kemampuan untuk melihat
database dari berbagai sudut pandang.
Pengirisan dan pemotongan sering
dilakukan sejalan dengan sumbu waktu
untuk menganalisis tren dan
menemukan pola berbasis waktu pada
data.
Penggunaan SPK
Penggunaan SPK melibatkan proses
pemodelan analitis yang interaktif.
Misalnya, penggunaan paket software DSS
untuk pendukung keputusan dapat
menghasilkan berbagai tampilan sebagai
respon terhadap alternatif perubahan
jika-maka yang dimasukkan oleh manajer.
Aktivitas dan contoh jenis utama
pemodelan analitis, yaitu:
1.
Jenis Pemodelan Analisis jika-maka
Aktivitas : Mengamati bagaimana perubahan terhadap
variabel tertentu
mempengaruhi variabel lainnya
Contohnya, Bagaimana jika kita memotong
biaya iklan sebesar 10%? Apa
yang akan terjadi pada penjualan?
2.
Jenis pemodelan Analisis Sensitivitas
Aktivitas : Mengamati bagaimana
perubahan yang berulang-ulang pada
satu variabel mempengaruhi variabel
lainnya.
Contohnya, Mari kita potong biaya iklan
sebanyak $100 secara berulang-
ulang, agar kita dapat melihat
hubungannya dengan penjualan.
3.
Jenis pemodelan Analisis pencarian sasaran
Aktivitas : Membuat perubahan yang berulang-ulang
terhadap variabel
tertentu hingga variabel yang dipilih
mencapai nilai sasarannya.
Contohnya, Mari kita naikkan iklan
hingga penjualan mencapai $1 juta.
4.
Jenis pemodelan analisis optimisasi
Aktivitas : Menemukan nilai optimum untuk variabel tertentu, yang
diberikan pembatas tertentu.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Secara umum, Pengendalian Intern
merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional
perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari
pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu
dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses
yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara
keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan
perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
a) Ke-efektif-an dan efisiensi operasional perusahaan
b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b) Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya.
Struktur Pengendalian Intern
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
(1). Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajmene di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
(2). Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
(3). Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab.
(4). Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.
(5). Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon
perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan
aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian
dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang
paling esensial dari perusahaan (organisasi).
Istilah-istilah
penting dalam Pengendalian Intern
Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)
Istilah lainnya adalah Defisiensi Signifikan, kedua istilah ini dipergunakan dalam mendefinisikan suatu kondisi yang defisiensi secara signifikan di dalam rancangan atau operasional atas pengendalian intern yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan pencatatan, proses, mengkompilasi dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen di dalam laporan keuangan perusahaan. Defisiensi signifikan yang luas dapat mengakibatkan Kelemahan Material (Material Weakness).
Kelemahan Material (Material Weakness)
Didefinisikan sebagai kondisi yang terlaporkan dimana rancangan atau opersional dari salah satu atau lebih pengendalian intern-nya tidak mampu mengurangi atau menurunkan suatu resiko ringan atau salah penyajian yang disebabkan oleh kesalahan atau penggelapan yang jumlahnya relatif material kaitannya dengan laporan keuangan yang jika di audit akan dapat ditemukan, akan tetapi tidak terdeteksi dalam periode yang sama oleh pegawai dalam pelaksanaan pekerjaan secara normal.
Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)
Ada beberapa perusahaan yang karena skala usahanya memang termasuk kecil, mengakibatkan perusahaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengendalian intern yang sederhana sekalipun (misalnya : pemisihan tugas atau fungsi). Adalah penting bagi manajemen untuk melakukan kompensasi terhadap bagian yang pengendaliannnya lemah atau tidak dapat berjalan untuk suatu kurun waktu tertentu. Dalam hal internal manajemen telah melakukan kompensasi untuk menutupi kelemahan pengendalian tersebut, internal auditor seharusnya tidak melaporkan kelemahan tersebut sebagai material weakness, bahkan reportable condition sekalipun, hendaknya disesuaikan dengan sekala perusahaan.
Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)
Istilah lainnya adalah Defisiensi Signifikan, kedua istilah ini dipergunakan dalam mendefinisikan suatu kondisi yang defisiensi secara signifikan di dalam rancangan atau operasional atas pengendalian intern yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan pencatatan, proses, mengkompilasi dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen di dalam laporan keuangan perusahaan. Defisiensi signifikan yang luas dapat mengakibatkan Kelemahan Material (Material Weakness).
Kelemahan Material (Material Weakness)
Didefinisikan sebagai kondisi yang terlaporkan dimana rancangan atau opersional dari salah satu atau lebih pengendalian intern-nya tidak mampu mengurangi atau menurunkan suatu resiko ringan atau salah penyajian yang disebabkan oleh kesalahan atau penggelapan yang jumlahnya relatif material kaitannya dengan laporan keuangan yang jika di audit akan dapat ditemukan, akan tetapi tidak terdeteksi dalam periode yang sama oleh pegawai dalam pelaksanaan pekerjaan secara normal.
Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)
Ada beberapa perusahaan yang karena skala usahanya memang termasuk kecil, mengakibatkan perusahaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengendalian intern yang sederhana sekalipun (misalnya : pemisihan tugas atau fungsi). Adalah penting bagi manajemen untuk melakukan kompensasi terhadap bagian yang pengendaliannnya lemah atau tidak dapat berjalan untuk suatu kurun waktu tertentu. Dalam hal internal manajemen telah melakukan kompensasi untuk menutupi kelemahan pengendalian tersebut, internal auditor seharusnya tidak melaporkan kelemahan tersebut sebagai material weakness, bahkan reportable condition sekalipun, hendaknya disesuaikan dengan sekala perusahaan.
Keterbatasan Sistem Pengendalian
Intern
Ø Penting
untuk dipahami bahwa : sistem pengendalian intern yang efektif tidak
memberikan jaminan absolut akan tercapainya tujuan perusahaan. secara
sederhananya dapat dikatakan bahwa sitem pengendalian yang handal tidak bisa
mengubah manajer yang buruk menjadi bagus. akan tetapi sistem pengendalian
intern yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi
manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun
kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif
pula.
Ø Sistem pengendalian intern yang efektif bukan
merupakan jaminan akan kesuksesan bahkan kelangsungan hidup perusahaan
sekalipun.
Ø Sistem pengendalian intern berfungsi sebagai
pengatur sumberdaya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal guna
memperoleh pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan
perancangan yang menggunakan asas
cost-benefit.
Ø Suatu
sistem handal macam apapun selalu memiliki celah kelemahan. Sistem pengendalian
intern pun bisa dimanfaatkan oleh personil tertentu untuk kepentingan
pribadinya dengan mengeksploitasi kelemahannya.
Pihak-pihak
Yang Bertanggung jawab Terhadap Sistem Pengendalian Intern
Semua pihak di dalam
perusahaan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem pengendalian intern.
Namun demikian, secara struktural pihak-pihak yang bertanggung jawab dan
terlibat langsung dalam perancangan dan pengawasan Sistem Pengendalian Intern
meliputi :
Ø Chief Executive
Officer (CEO)
Ø Chief Financial
Officer (CFO)
Ø Controller /
Director Of Accounting & Financial
Ø Internal Audit
Comitee
Komentar
Posting Komentar